BANDARLAMPUNG, beritaindonesianet- Dinas Kesehatan Provinsi Lampung telah mengkampanyekan eliminasi penyakit menular sejak tahun 2016. Dinkes yang dipimpin oleh Dr. dr. Hj. Reihana, MKes ini, juga mengkampanyekan Lampung bebas penyakit menular 2030, termasuk penyakit malaria.
Tapi kenyataannya, masih ada daerah di Lampung yang masih endemis malaria. Data di Kementerian Kesehatan tahun 2016, kasus Malaria di Kabupaten Pesawaran sebanyak 1.915 kasus, tapi tidak ditemukan kematian akibat malaria. Rata-rata 80 gigitan nyamuk per orang per jam, menurut hasil survei yang pernah dilakukan Litbang Kementerian Kesehatan. Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonitik Kementerian Kesehatan RI Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, hingga saat ini malaria masih mengintai daerah Pesawaran dan daerah lain di Lampung.
Diketahui, penyakit malaria adalah penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk betina Anophelus yang dapat menularkan parasit Plasmodium. Provinsi Lampung merupakan daerah endemis yang berpotensi untuk
mengembangkan penyakit malaria. Desa endemis malaria di Provinsi Lampung
berjumlah 223 desa atau 10% dari seluruh jumlah desa.
Menurut data, Angka Annual Parasite Incidens (API) di Kabupaten/Kota tertinggi berada di Desa Hanura, Desa Pidada dan Desa Padang
Cermin, Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran. Angka kesakitan Malaria (API) di Kabupaten/Kota terlihat tertinggi ada di
Kabupaten Pesawaran, Kota Bandar Lampung dan Pesisir Barat.
Berbagai upaya telah dilakukan Dinkes Lampung bersama pemerintah kabupaten/kota. Sehingga pada tahun 2018, dari 15 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung yang sudah menerima sertifikat bebas malaria (eliminasi malaria) sebanyak 10 kabupaten (66,67%). Daerah eliminasi malaria yaitu; Kota Metro, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Lampung Utara dan Kabupaten Tanggamus.
Angka Annual Parasite Incidens (API) tahun
2018 sebesar 0,38/1.000 penduduk atau menurun dari API tahun 2017 yaitu 0,64 / 1.000 penduduk. Sebanyak 75 % kasus malaria di Provinsi Lampung ditemukan di Kabupaten Pesawaran. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan seseorang terpapar malaria adalah: janin yang terinfeksi dari ibunya; menerima transfusi darah; berbagi pemakaian jarum suntik; dan menerima donor organ.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonitik Kementerian Kesehatan RI Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, meskipun kasus dari penularan setempat telah dapat diturunkan di beberapa wilayah endemis malaria. Namun tetap harus diwaspadai karena daerah endemis malaria merupakan wilayah pariwisata yang memiliki mobilitas penduduk yang tinggi akan beresiko adanya penularan (kasus import), maka kasus malaria di Provinsi Lampung kemungkinan akan tetap muncul bila tidak di pantau dengan baik.
Gerakan masyarakat (Germas) untuk membudayakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di seluruh wilayah harus terus digelorakan. Kampanye Kadis Kesehatan Reihana tentang “Penemuan dini dan pengobatan tepat, langkah awal menuju eliminasi” dan “Bersama warga, menuju Desa bebas malaria” dalam beberapa tahun terakhir kendor dan sebatas jargon saja.
Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pada tahun 2019 kasus malaria di Indonesia sebanyak 250.644 kasus tertinggidi Papua dan NTT. Data itu juga mencatat bahwa keseluruhan kasus malaria tahun 2019 di Indonesia sebanyak 250.644. Kasus tertinggi yaitu sekitar 86 persen terjadi di Provinsi Papua sebanyak 216.380 kasus. Selanjutnya, disusul dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 12.909 kasus dan Provinsi Papua Barat sebanyak 7.079 kasus.
Daerah endemis tinggi (API) lebih dari 5 per 1.000) Kategori daerah endemis tinggi malaria ini menjadi kategori yang sangat dikhawatirkan saat ini, terutama di tengah ancaman pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir.
Dalam kategori ini terdata sekitar 4 persen atau 23 kabupaten/kota dan sekitar 1,1 persen atau 2,9 juta penduduk Indonesia yang masih hidup di daerah dengan potensi infeksi malaria level tinggi ini.
Daftar provinsi di Indonesia dan jumlah kabupaten/kota dalam kategori endemisitas malaria 2019.
1. Jawa Tengah; 33 daerah (kabupaten/kota) bebas malaria, 2 endemis rendah
2. Aceh; 21 daerah bebas malaria (eliminasi), 2 endemis rendah
3. Sumatera Barat; ada 17 daerah bebas malaria (eliminasi), 1 endemis rendah
4. Kepulauan Bangka Belitung; ada 6 daerah bebas malaria, 1 endemis rendah
5. Jawa Barat; ada 23 daerah eliminasi, 4 endemis rendah
6. Riau; 10 daerah bebas malaria, 2 endemis rendah
7. Sulawesi Selatan; 20 daerah bebas malaria, 4 endemis rendah
8. Sulawesi Barat; ada 5 daerah bebas malaria, 1 endemis rendah
9. Yogyakarta; ada 4 daerah bebas malaria, 1 endemis rendah
10. Banten; 6 daerah bebas malaria, 2 endemis rendah
11. Lampung; ada 11 daerah bebas malaria, 3 endemis rendah, 1 daerah endemis sedang
12. Kalimantan Tengah; 10 daerah bebas malaria, 4 endemis rendah
13. Jambi; ada 7 daerah bebas malaria, 4 endemis rendah
14. Sumatera Utara; ada 21 daerah bebas malaria, 11 endemis rendah, 1 endemis sedang
15. Kalimantan Selatan; 7 daerah bebas malaria, 6 endemis rendah
16. Sulawesi Tenggara; ada 9 bebas malaria, 7 endemis rendah, 1 endemis sedang
17. Sumatera Selatan; 8 daerah bebas malaria, 9 endemis rendah
18. Kepulauan Riau; ada 3 daerah bebas malaria, 3 endemis rendah, 1 endemis sedang
19. Sulawesi Utara; ada 6 daerah bebas malaria, 9 endemis rendah
20. Sulawesi Tengah; 5 daerah bebas malaria, 8 endemis rendah
21. Gorontalo; ada 2 daerah bebas malaria, 4 endemis rendah
22. Bengkulu; ada 3 daerah bebas malaria, 7 endemis rendah
23. Nusa Tenggara Barat; 3 daerah bebas malaria, 7 endemis rendah
24. Kalimantan Barat; 3 daerah eliminasi, 11 endemis rendah
25. Kalimantan Timur; ada 3 daerah eliminasi, 5 endemis rendah, 1 endemis sedang, 1 endemis tinggi
26. Kalimantan Utara; 1 daerah eliminasi, 4 endemis rendah
27. Kalimantan Utara; 1 daerah eliminasi, 4 endemis rendah
28. Maluku Utara; 8 endemis rendah, 2 endemis sedang
29. Maluku; 8 endemis rendah, 3 endemis sedang
30. Nusa Tenggara Timur; 15 endemis rendah, 4 endemis sedang, 3 endemis tinggi
31. Papua Barat; ada 3 daerah endemis rendah, 6 endemis sedang, 4 endemis tinggi
32. Papua; ada 4 endemis rendah, 10 endemis sedang, dan 15 endemis tinggi
Sedangkan provinsi yang sudah 100 persen wilayahnya masuk kategori eliminasi atau bebas malaria : Jakarta, Jawa Timur dan Bali.
Daerah endemis rendah (API kurang dari 1 per 1.000) Untuk endemisitas kategori endemis rendah ini tedata ada 31 persen atau 160 kabupaten/kota dan sebanyak 19,6 persen atau 52,4 juta penduduk Indonesia.
Sebagai informasi, di Indonesia, sekitar 35 persen penduduknya tinggal di daerah berisiko terinfeksi malaria dan dilaporkan sebanyak 38 ribu orang meninggal per tahun karena malaria berat akibat plasmodium falciparum. (mba)